JHONGLI, hari Sabtu yang panas untuk ukuran kota Jhongli, Taoyuan County, Republic of China, Taiwan. Sekitar 60 stand pameran yang dipersiapkan malam sebelumnya oleh National Central University (NCU) sudah mulai ramai diisi penghuni masing-masing sejak pagi hari. Ya, acara ini bertajuk Bazar Peringatan Ulang Tahun NCU ke 94, kabarnya tahun-tahun sebelumnya, acara tahunan ini adalah semacam International Day, acara pestanya mahasiswa asing.23 Mei, jam 10.00 WIB atau jam 11 waktu Taiwan, acarapun dimulai, masing masing stand pemeran yang sebenarnya lebih mirip pasar tradisional masing-masing negarapun dibuka. Banyak negara yang terlibat, termasuk Indonesia yang merupakan pemilik mahasiswa asing terbesar kedua di kampus seribu pohon pinus ini.
- TIM PPI NCU
Indonesia dengan kekuatan 41 official team, dibawah bendera Persatuan Pelajar Indonesi (PPI) NCU benar-benar menjadi daya pikat tersendiri bagi mahasiswa dan warga lokal. Keragaman latar belakang mampu dibalut dalam semangat “persatoean”. Indonesia hadir dengan wajah Bali, lewat 2 standing banner yang terpasang dikanan kiri stand, wajah Bali juga tampil lewat baju penarinya. Tersedia pula tiga buah baju traditional: Jawa, Bali dan Sumatra Utara untuk mereka yang ingin mencoba menggunakan pakaian tradisional tersebut dan ber-foto seolah berada dan menjadi “Indonesian”.
- Peragaan Busana Tradisional
Ada juga perkenalan wayang kulit dengan beberapa contoh tokoh wayang kulit, angklung, kopi tubruk dan minuman tradisional lainnya. Tak lupa pula, lemper dan beberapa jajanan pasar yang sebelumnya disiapkan teman-teman Buruh Migran Indonesia (BMI) Jhongli tak mau ketinggalan. Sementara Topeng kayu dan miniatur reog Ponorogo juga menjadi rebutan pengunjung, untuk sekedar ber-foto menggunakannya. Mereka yang ber-foto cukup menuliskan alamat email untuk sarana menerima kiriman gambar elektronik dari photographer PPI-NCU sekaligus akan menjadi “komunitas pecinta budaya Indonesia” yang kelak akan diberitahu setiap ada kegiatan serupa.
Sebagai penambah nuansa etnik, barisan pemompa semangat menghadirkan musik tradisional Lombok, walau hanya melalui sebuah sound system ala kadarnya. Gamelan Sinar Rengganis terdengar bergantian memasuki telinga pengunjung, bergantian dan sahut-sahutan dengan musik keras sekelas discotic stand sebelah-menyebelah dari Guatemala dan India.
- Suasana “Pasar Kaget”
Hari yang menggembirakan walau pasti melelahkan, yang pasti mahasiswa Indonesia disini telah puas karena mampu memperkenalkan INDONESIA dimata warga lokal Taiwan. Salam Perdjoeangan!
BERITA MEDIA LAIN:
Vivanews.com
Sasak.Org